Kamis, 06 Januari 2011

WONDERFUL INDONESIA (Selamat Datang 2011)



Ketika membicarakan negeri kita tercinta, yang terdengar adalah banyaknya suara sumbang. Ambil saja tumpukan koran sepanjang 2010 di rumah, baca lagi tulisan yang mengandung penilaian terhadap negeri sendiri. Nah, di sana terlihat berserakan kata-kata, negara korup, penuh mafia hukum, penuh bencana, miskin, negara yang gagal. Belum lagi yang dibalut dengan untaian kata lebih “halus” misal pemerintahan yang tidak jelas, salah urus, kalah dengan negara lain, defisit (defisit apa saja, pokoknya yang jelek deh). Bahkan ada sahabat yang mengatakan, kayaknya pengamat A belum pernah aku dengar komentarnya yang positif tentang negeri kita (terkaget juga, namun seketika saya hapus dengan pikiran, bahwa kritik yang konstruktif penting dan perlu sebagai vitaminnya perubahan).

Para pengagum dan pengikut the law of attraction sering mengatakan bahwa informasi yang terus-menerus menyerang akan menjadi lekat dalam pikiran. Ketika sesuatu itu lekat dalam pikiran maka akan membuat seluruh instrumen kehidupan di sekitar kita seolah tertarik untuk mewujudkan apa yang ada dalam pikiran. Kalau yang dominan adalah pikiran negatif, maka akan menyebabkan hal-hal yang negatif tersebut terwujud. Ketika pikiran yang ada adalah dominan positif, maka akan membuat sesuatu yang positif tersebut menjelma menjadi kenyataan. Dalam mata kuliah perilaku organisasi, kita dapatkan istilah Pygmalion Effect atau Gallatea Effect yaitu kisah seorang pematung Yunani yang belum beristri, memahat patung yang sangat cantik sehingga dia terobsesi untuk menikahi patungnya. Lalu dia berdoa pada dewa agar patungnya menjadi manusia. Karena kesungguhannya, konon patung tersebut menjadi hidup, kemudian menjadi istrinya.

Al-kisah lain, ada seorang yang tinggal di tepi pantai, pekerjaan sehari harinya pergi memancing. Anehnya ketika mendapat ikan besar, ikan itu dilepasnya lagi (mirip yang di mancing mania). Terus begitu, setiap mendapat ikan besar selalu dilepasnya. Ketika mendapat ikan kecil, baru dimasukkannya ke dalam kotak dalam perahunya dan dibawanya pulang. Alasan utama kenapa dia melepas ikan besarnya adalah karena, wajan penggorengan di rumahnya kecil, sehingga dia hanya menangkap ikan yang kecil. Hambatan utama sang nelayan untuk menjadi maju dan besar adalah paradigmanya sendiri. Untuk menjadi besar, tentu saja perlu dirubah dan dibongkar dulu paradigmanya.

Demikian juga untuk negeri kita, sangat mungkin mengingat banyaknya informasi yang negatif yang masuk dalam pikiran kita, yang bisa membuat paradigma masyarakat kita lebih banyak negatif. Bisa jadi ini adalah faktor yang membuat sedikit terhambatnya kemajuan negeri tercinta ini. Untuk meletakkan diri menjadi bangsa besar, kita perlu merubah paradigmanya. Untuk merubah paradigma yang demikian kuat melekat dengan pikiran kita sehari-hari bahwa negeri kita adalah negeri yang buruk, maka perlu kita membongkar paradigma negatif tersebut.

Ada banyak cara membongkarnya, salah satu di antaranya yang bisa kita lakukan di awal tahun 2011 ini, cobalah kita buka catatan-catatan yang positif sehingga akhir memori yang ada di benak kita adalah positif (recently effect). Berikut ada catatan-catatan menarik yang positif, mudah-mudahan bisa sedikit “mempositifkan” pikiran kita yang lebih banyak dicekoki informasi negatif. Ternyata ada banyak catatan menarik tentang negeri tercinta ini di berbagai bidang.

Dalam bidang teknologi, misalnya, ada sebuah artikel menarik di media nasional, dari Jaya Suprana ketua umum Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia), bahwa baru saja didirikan dan diresmikan , rumah robot pertama di dunia, yang lengkap dengan museum, pameran, lembaga pendidikan dan pusat pengembangan teknologi robotika dengan area lebih dari 2.000 meter persegi di Thamrin City, Jakarta, Indonesia.

Dalam bidang ekonomi, IHSG BEI pada akhir tahun, Desember 2010 , tercatat sebagai yang terbaik di Asia Pasifik. Indonesia bahkan sudah masuk 20 besar negara dengan produk domestik bruto terbesar dunia, sehingga masuk G-20 sejak tahun 2007. Khusus untuk penerimaan negara, DJBC juga mencatat hasil yang luar biasa. Berita di Jawa Pos National Network terlihat, dari target bea masuk di APBN-P 2010 sebesar 17,1 Triliun, DJBC mampu meraup 19,7 triliun (115,20%). Untuk penerimaan cukai dari target 59 triliun, tercapai 65,5 triliun (111.02%). Bea Keluar dari target 5,4 triliun berhasil dikumpulkan 8,03 triliun (148,70%). Secara total DJBC menyumbang 214, 9 triliun (21,6%) dari target penerimaan APBN-P 2010 sebesar 992, 4 triliun.

Dalam hal ramal meramal dan prediksi tentang Indonesia ke depan pun sangat mengesankan. Coba lihat analisis dari Hawksworth, bahwa perkembangan ekonomi akan diwarnai oleh kebangkitan raksasa-raksasa baru ekonomi yang dikatakan sebagai E-7 (emerging seven) dan Indonesia termasuk di dalamnya. Diprediksi E-7 ini akan menyalip negara-negara maju yang ada sekarang ini. Demikian juga studi Goldman Sachs dengan N-11 (Next eleven), lagi-lagi Indonesia masuk di dalamnya. Termasuk artikel yang masih segar dari Bang Yuswohady di Seputar Indonesia, tentang consumer 3000, dengan harapan akan tembusnya angka US $ 3000 untuk pendapatan perkapita pada tahun 2011. Diharapkan efeknya sebagaimana halnya Korea dan China ketika menembus angka psikologis tersebut, akan terjadi pertumbuhan yang fenomenal dengan makin banyaknya kelas menengah yang akan tumbuh di Indonesia.

Masih dalam ramal meramal, tidak kalah menariknya, apa yang disampaikan Bambang Sudibyo dalam Simposium Nasional Akuntansi Oktober 2010 di Purwokerto tentang hukum besi sejarah. Sejarah konon kabarnya senantiasa berulang-ulang. Kalau melihat pengulangan sejarah dalam sebuah grafik tentang berulangnya kejayaan-kejayaan negara-negara di dunia, terlihat bahwa abad ini, adalah saatnya ras mongolian akan kembali memimpin peradaban dunia. Diperlihatkan dalam sebuah grafik yang semakin menunjukan naiknya ras mongolian. Ras mongolian ini diwakili China, Jepang dan tentu saja salah satunya Indonesia. Termasuk juga prediksi Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan sangat optimis mengatakan, pada tahun 2025, kekuatan ekonomi Indonesia akan masuk menjadi 10 besar dunia.

Potensi alamnya, mau minta apa coba? Kelapa sawit, cengkeh, kopi, kakao, gas alam? Coba saja lihat, kita selalu langganan masuk 10 besar, bahkan nomor 1 untuk kelapa sawit. Termasuk potensi keindahan alamnya. Negeri kita merupakan negara kepulauan terbesar (walaupun dari sisi jumlah pulaunya masih kalah dari beberapa negara lain), yang keindahan alamnya tidak ada yang sanggup membantahnya. Laut dan terumbu karangnya pun diakui terkaya di seluruh dunia. Sebagai salah satu contoh kecil saja, dalam sebuah blog klub hotel, Mentawai yang kemarin baru saja mendapatkan musibah, adalah merupakan tempat wisata surfing terbaik no 2 di dunia.

Bagaimana dengan prestasi olah raganya? Ehm lumayan, baru saja hembusan sejuk nan segar menerpa kita. Diwakili oleh tim sepakbola nasional kita yang dahsyat,membuat jantung berdebur kencang, membuat bangga kita semua. Walaupun hanya juara dua AFF Suzuki Cup 2010, namun sanggup membuat jalanan diseluruh pelosok Indosia sangat lengang (bahkan ratingnya dikabarkan mencatat rekor baru) demi melihat timnas bermain. Semua bersatu melupakan sejenak permasalahan. Sikap sportifitas masyarakat kita juga pantas membuat kita semua haru dan bangga.

Tahun telah berganti baru. Bersama-sama marilah kita sambut 2011 dengan ruh baru, semangat baru dan paradigma baru, bahwa kita adalah bangsa yang hebat dan akan menjadi semakin hebat. Di awal tahun ini sepantasnya kita bersama membuat resolusi dan target brilian yang baru, aksi aksi hebat yang baru, sehingga kita akan semakin bangga, lahir dan besar di negeri tercinta, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar